Badak Sumatera bercula dua (Dicerorhinus Sumatrensis), terdaftar sebagai Spesies yang terancam Punah, Badak Sumatera adalah Badak terkecil dari lima Spesies Badak yang masih hidup. Badak Sumatera yang memiliki kulit berwarna merah tua kecokelatan dan ditutupi dengan bulu pendek, gelap, dan kaku, saat ini keberadaannya semakin sulit ditemukan. Para Peneliti dan Pelestari Alam melakukan Upaya Mencegah Spesies Yang Terancam Punah lewat sebuah Video singkat yang direkam pada Oktober Tahun lalu oleh Kamera jebakan jarak jauh di dalam Hutan Taman Nasional, Way Kambas, di Sumatera. Upaya itu juga telah menarik perhatian Pakar Badak Indonesia, Arief Rubianto.
Video itu menunjukkan Gambar menyeluruh hewan berkaki empat yang cukup besar, dengan sedikit dua tanduk di moncongnya. Dalam Video tersebut, hewan bertanduk itu terlihat mengendus-endus dan kemudian menjauh dari jebakan Kamera, “Meski dari jauh, kami yakin hewan itu adalah Badak.” Kata Arief, Direktur Aliansi Konservasi Terintegrasi Hutan (ALeRT), Way Kambas. Walaupun hanya melihat Badak Sumatera dari Video singkat, yang katanya hewan itu sulit ditangkap di Way Kambas, Arief mengatakan, dia bingung dengan Lokasi pengambilan Video dan perilaku hewan tersebut.
“Itu tidak mengikuti Jalur Utama tempat perangkap Kamera dipasang,” katanya. Pada Tahun 2000-an, Kamera jebakan yang dipasang di Jalur Utama akan menangkap Gambar atau Video Badak yang sedang menyeberang, Tapi sekarang menjadi sulit untuk menemukan mereka. Jebakan Kamera yang telah tersebar di sekitar Way Kambas, Kawasan Lindung seluas 130.000 Hektar, yang diyakini sebagai salah satu tempat tinggal terakhir dari Badak Sumatera yang terancam punah.
Pejabat Taman memperkirakan Populasi Badak ada sekitar 33 Ekor, tetapi hasil penyelidikan lain memberikan angka yang jauh lebih rendah sekitar 12 Ekor Badak. Taman itu juga merupakan rumah bagi Suaka Badak Sumatera (SRS), di mana para Pelestari Alam telah mengumpulkan tujuh Badak untuk upaya Penangkaran. Pada Tahun 2019, Pemerintah Indonesia mengumumkan jumlah Populasi Badak untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang Populasi hewan tersebut sebagai bagian dari upaya Pelestarian yang lebih luas, dan Hasilnya dapat diharapkan pada akhir Tahun ini.
Perkiraan terkini menunjukkan bahwa Populasi Badak Sumatera kurang lebih ada 80 Ekor yang tersisa di Dunia, sebagian besar di Sumatera dan sebagian kecil berada di Kalimantan, bagian Indonesia dari Pulau Kalimantan. Pihak berwenang di Way Kambas, baru-baru ini memperluas Fasilitas Penangkaran Suaka Badak Sumatera dan masih mencari tiga Badak dari alam liar untuk ditambahkan ke dalam Penangkaran. Hewan itu memang begitu sulit ditangkap, karena jumlahnya yang sedikit tetapi hidup di tempat yang begitu luas, bahkan Arief dengan pengalamannya di lapangan, hanya bertemu 10 Ekor di alam liar.
Peneliti dan Pelestari Alam lainnya, lebih umum melihat tanda-tanda kehadiran Badak Sumatera hanya dari jejak kaki, kotoran, tempat tidur, dan cakaran di batang pohon yang dibuat oleh Cula Badak, bahkan jejak Spesies ini menjadi sangat langka. Arief berkata, “Perilaku yang ditunjukkan hewan tersebut dalam Video Kamera jebakan, menunjukkan bahwa Badak dapat merasakan Perubahan di Lingkungan mereka dan merasa Terancam, Saat ini Badak Sumatera di Lampung sedang mengalami perubahan Perilaku dari biasanya.”
Arief juga berkata, Gambar milik Aliansi Konservasi Hutan Terpadu (ALeRT), Perusakan Habitat dan Perburuan Spesies lain adalah Ancaman utama bagi Badak Sumatera di Way Kambas,
Kebakaran hutan yang dilakukan secara ilegal adalah masalah Kronis di daerah rawa dan hutan dataran rendah tersebut. Pada Tahun 2019 saja, Badan Pengelola Taman itu melaporkan lebih dari 2.300 titik api di sekitar Way Kambas, sebagian besar di antaranya oleh kehadiran Pemburu Hewan Liar yang mencoba mengeluarkan Rusa dan Babi Hutan.
Walaupun Kebakaran terjadi di pinggiran Taman, Insiden itu dapat menyebar secara luas dan dapat merusak Habitat Badak, yang membutuhkan tempat besar untuk hidup di Hutan Alami. Kepala Sementara Dinas Taman Way Kambas, Amri mengatakan, Hal Ini yang harus kita kerjakan bersama, melindungi Badak dari Perburuan Liar dan melihat Kondisi Habitat yang harus diperbaiki, Pakan Alami harus disediakan sebagai upaya meningkatkan Populasi Gajah dan Badak Sumatera.
Amri mengatakan pihaknya juga terus meningkatkan Keamanan di seluruh Taman dan Mendukung Program Penangkaran di SRS, dan menanam kembali bagian Taman dengan Jenis Tumbuhan yang disukai Badak. Mereka juga memiliki Program untuk mengurangi Pembakaran dengan menanam rumput alang-alang dan Tanaman tahan api lainnya. Mengingat Way Kambas memiliki Persentase kecil dari jumlah Populasi Badak Sumatera yang tersisa di Dunia, Menjaga Populasi Badak Sumatera adalah tindakan yang sangat penting untuk dilakukan karena Spesies Badak ini tidak bisa ditemukan di tempat lain. Hanya di Indonesia, di Sumatera, khususnya di Provinsi Lampung dan di Kalimantan.