Indonesia dengan cepat menjadi tujuan yang layak bagi Investor Dengan Pasar Konsumen Domestik Kelas Menengah yang Besar. China yang bertujuan untuk Mengalihkan Manufaktur Padat Karya ke Negara-Negara terdekat, telah meningkatkan ekonominya sendiri. China sangat menyadari hal itu, dan ingin Pasar Manufaktur Domestik Indonesia menjual kepada Masyarakat dan Konsumen.
Untuk memastikan Hal itu terjadi, setidaknya dari Perspektif China, Para Pejabat China sangat aktif membawa Indonesia sebagai bagian dari Belt & Road Initiative pada Bulan lalu. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi bertemu dengan Koordinator Kerjasama Indonesia, dan Menteri Koordinator, Luhut Binsar Pandjaitan di Sumatera Utara, Pertemuan Mereka juga membahas Beberapa pembangunan Infrastruktur.
Sebelum itu, Kedua Negara menyaksikan penandatanganan MoU on Developing Cybersecurity Capacity Building and Technical, pada Pengembangan Kapasitas Keamanan Internet, dan Kerjasama Teknologi. China telah menandatangani Perjanjian Keamanan Internet Pertama dengan Negara Asing, Berdasarkan MoU antara National Cyber ​​and Crypto Agency of Indonesia, dan Cyberspace Administration of China, Mereka membentuk Platform yang mencakup Sistem Tata Kelola Internet, Keamanan Data, dan Pembangunan Dunia Maya yang Aman, Terbuka, Kooperatif, bertanggung jawab, dan Tertib.
Sedangkan Huawei akan bekerja untuk memajukan Infrastruktur 5G, yang akan membantu mengembangkan Pasar Komunikasi Seluler Indonesia, dan mendigitalkan Pengalaman Belanja Konsumen. Meskipun Indonesia merupakan Pasar Smartphone terbesar keempat di Dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah Pengguna Smartphone di Indonesia diperkirakan sekitar, 82 Juta dari 271 Juta Populasi.
Diperkirakan hanya sepertiga dari total Pasar Indonesia saat ini yang tercakup, Dari 82 juta Pengguna Smartphone, sebagian besar memiliki dua Akun Seluler pada Tahun 2018. Jumlah Pelanggan Penyedia Telekomunikasi, Telkomsel sudah mencapai 163 Juta, yang menunjukkan Peningkatan kemakmuran di antara Pengguna di Indonesia, dan Bantuan China dalam mengembangkan Dunia Maya Indonesia akan semakin mempercepat pertumbuhan Konsumen di bidang itu.
Kedua Negara juga Sepakat untuk terus maju dengan HSR Jakarta-Bandung, sepanjang 142 km senilai 84 Triliun, yang menghubungkan Jakarta ke pusat tekstil di Bandung. Dengan kecepatan 350 km per jam, HSR binaan China akan mengurangi waktu tempuh lebih dari tiga Jam menjadi sekitar 40 Menit. Proyek itu 60% dimiliki oleh mitra JV Indonesia, 64% telah selesai pada 23 Desember, dan dijadwalkan untuk beroperasi elama H2 2021.
Di dalam kota Bandung, HSR akan terhubung ke Infrastruktur baru yang sudah ada, seperti Light Rail Transit (LTR) lokal, dan Automated People Mover (APM) milik Indonesia. Bandara Internasional baru kedua Indonesia juga terletak di Bandung, Kota yang memenangkan penghargaan kelestarian Lingkungan Regional karena memiliki udara terbersih di antara Kota-Kota besar di ASEAN, dan merupakan Kota Cerdas yang memanfaatkan Teknologi untuk meningkatkan Layanan Pemerintah dan Media Sosial.
Pada bulan Desember 2020, Contemporary Amperex Technology (CATL), Produsen Kemasan Baterai Mobil terbesar di China, juga mengumumkan Rencana untuk membangun Pabrik senilai 70 Triliun, untuk membangun pijakan di Indonesia karena EV semakin Populer. Indonesia menyatakan menyambut baik peningkatan Investasi dari China dan juga berharap untuk menjadi Tuan Rumah Produsen EV China.
Perakitan Baterai Lithium-ion di Indonesia akan menjadi Jalur Produksi lepas pantai kedua untuk CATL, yang menyusul Investasi sebesar 28 Triliun di Jerman yang akan memasok BMW ketika mulai berproduksi pada 2021. Pabrik baru di Indonesia akan mulai berproduksi pada 2024, dan diharapkan dapat mempelopori Produksi EV di Negara tersebut. Hal itu sesuai dengan keinginan Indonesia untuk mengikuti Teknologi Ramah Lingkungan dan menghentikan Kelas Konsumen yang sedang berkembang dari Kendaraan berbahan Bakar Bensin untuk beralih ke jenis Transportasi yang lebih bersih.
Perkembangan yang berbeda-beda itu semuanya disetujui hanya dalam satu Pertemuan, dan meskipun HSR Jakarta-Bandung telah mengalami beberapa kesulitan sebelumnya, Koridor Jakarta-Bandung akan menjadi Ledakan Besar bagi Manufaktur baik untuk Pasar Domestik maupun Ekspor. Menjual ke Pasar Domestik Indonesia dapat membantu mendanai Produksi Ekspor, dan memecahkan masalah logistik.
Indonesia adalah Anggota ASEAN yang menikmati Perdagangan bebas dengan Negara mitranya di Asia Tenggara serta dengan China, India, dan Negara RCEP Tambahan seperti Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Potensinya untuk Manufaktur yang diinvestasikan Negara Asing sekarang semakin mengemuka.