Setelah membaca Puisi Arab yang diposting di Front TV, Channel Youtube Front Pembela Islam (FPI), yang dipimpin oleh Muhammad Rizieq Shihab. Bagaimana Rencana Ulama Untuk Indonesia, Ulama yang baru saja kembali dari Arab Saudi atas pengasingannya selama Tiga Setengah Tahun, Perkumpulan Besar Menyambut Shihab, Saat Dia tiba di Jakarta pada 10 November.
Para Pendukung yang memadati Khotbahnya hampir Setiap Hari, di Jakarta Pusat Dalam khotbahnya baru-baru ini. Dia menggabungkan Ayat-Ayat Al-Quran dan Ceramah Tentang Islam dan Politik. Acara yang diwarnai dengan Sindiran terhadap Pemerintahan dan Menyinggung Isu Ekonomi, Serta Omnibus Law Bangsa yang Kontroversi. Pembahasan seperti itu akan dihindari dalam Kelas Al-Quran atau Kelompok Belajar Islam di Indonesia.
Terlepas dari masalah Pokok yang Berat, Cuaca Panas dan Kekhawatiran Virus Korona, Ribuan orang berkumpul di luar Kediaman Shihab pada malam 14 November. Tua dan Muda, Semua Orang berpakaian Putih, Menanggapi dengan Antusias Khotbah Ulama yang Berapi-api dengan Teriakan, Karena mereka tidak Setuju dengan Pemerintah.
Shihab menjelaskan di Depan Pendukungnya, Jika Pemerintah dan Parlemen tidak mau Bertaubat dengan tidak Berperan dalam Revolusi Moral, Maka sudah saatnya Umat Islam Berjihad untuk Memerdekakan Indonesia. Shihab menegaskan bahwa Kampanye barunya untuk Revolusi Moral tidak melibatkan Penggunaan Senjata, Topik khotbahnya serta Jumlah Jamaah yang semakin besar mencerminkan besarnya pengaruh Ulama dalam Politik Indonesia.
Ini terlihat dari Reaksi Presiden Jokowi, yang telah memecat Dua Kapolri karena ketidakmampuan mereka untuk mencegah Pertemuan Shihab. Presiden mengutip kekhawatiran terhadap Virus Korona, tapi beberapa orang mengatakan Dia Sendiri telah mengabaikan Peringatan dari Ahli Epidemiologi saat Pembukaan Ekonomi Prematur dan Pemilihan Daerah.
Pada Hari Minggu, Pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa 80 Peserta Pertemuan Shihab dikatakan Positif Virus Korona. Shihab sebelumnya telah mengumumkan Rencana untuk Tur Nasional, Namun Pekan lalu FPI mengumumkan bahwa Rencana itu telah dibatalkan.
FPI membantah Rumor bahwa Shihab dan Keluarganya kemungkinan Terjangkit Virus tersebut, Sementara Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Mengatakan tidak akan membiarkan Satu Musuh pun Mengancam Persatuan Indonesia. Sebagian Komentar yang muncul atas Pernyataan yang Memicu Perselisihan Sosial, Ulama menuduh TNI lebih menyukai orang Indonesia Tionghoa yang Kaya daripada Ulama Muslim.
Tapi Politisi lain menyambut Shihab secara Langsung, Gubernur Jakarta Anies Baswedan melakukan Kunjungan pada malam hari. Kemenangan Baswedan dalam Pemilihan Gubernur Jakarta 2017 sebagian Besar berasal dari Aksi Unjuk Rasa Ratusan Ribu Muslim melawan saingannya, Gubernur Tionghoa Indonesia Kristen Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Shihab berperan Penting dalam Massa Baswedan yang menentang Jokowi pada Bulan September, Dengan memberlakukan kembali Pembatasan di Jakarta karena meningkatnya Virus Korona. Pertemuan Shihab diselidiki oleh Polisi pekan lalu karena diduga berlangsung selama Berhari-hari, FPI kemudian men-tweet # AniesForPresidenRI2024, itu menunjukan Dukungan untuk Baswedan dalam Pemilihan Presiden Indonesia berikutnya yang akan diadakan pada Tahun 2024.
Sebelum begitu berpengaruh dalam Aksi Unjuk Rasa di akhir Tahun 2016 melawan Ahok, Kontroversi yang menyangkut Shihab dan FPI dipandang hanya sebagai Penjaga yang melakukan Penggerebekan di Klub Malam selama Bulan Suci Ramadhan. Para Simpatisan FPI menunjukan kegiatan Amal di Daerah yang dilanda Bencana, FPI yang didirikan oleh Shihab dan beberapa Ulama lainnya hanya Berperan beberapa Bulan setelah jatuhnya Suharto pada Mei 1998.
Momen yang mengakhiri 32 Tahun Pemerintahan Otokratis yang melahirkan Demokrasi Indonesia, Memungkinkan Organisasi Islam yang sebelumnya Tertindas untuk Berkembang. Shihab (55 tahun) yang lahir dari Orang Tua Arab-Indonesia di Jakarta, Para Pengikutnya memanggilnya Imam Besar dan mempercayai bahwa dia adalah Keturunan Nabi Muhammad. Di antara beberapa Komunitas Muslim, Gelarnya diberi Kehormatan.
Shihab belajar Bahasa Arab di Institut Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab yang didanai oleh Saudi di Jakarta, Dia mendapatkan Beasiswa Jurusan Studi Islam untuk Belajar di Universitas King Saud di Riyadh. Kemudian dia Meraih Gelar Master di Universitas Malaya Malaysia, Shihab menegaskan bahwa Kepatuhan terhadap Hukum Syariah memiliki Unsur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan Lima Prinsip yang dikenal sebagai Pancasila. Dia menerapkan tentang Keyakinan pada Satu Tuhan, yang berkonsep Mempercayai Islam.
Pada 14 November Shihab berkata, “Kami ingin mengingatkan Presiden, Menteri dan bawahannya, Bahwa Indonesia berlandaskan Tuhan Yang Maha Esa. Jadi jika ingin Menyingkirkan Ajaran Islam dari penyelenggaraan Negara, itu berarti Anda tidak Menghormati Bangsa.” Setelah Ahok dipenjara dengan Hukuman karena Penodaan Agama, Shihab didakwa telah Menghina Pancasila. Sebelumnya, Dia pernah menjalani Dua Masa Hukuman Singkat di Penjara pada Tahun 2000-an karena Memicu Kebencian dan Aksi Kekerasan FPI.
Firman Noor dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Mengatakan bahwa Pengaruh Shibab dalam Politik Nasional masih harus dilihat, Jakarta dan Kota-Kota lain adalah Basis FPI. Tetapi sebagian Daerah lain ada yang Menolak kehadiran mereka. Gabungan Partai-Partai Islam hanya mengumpulkan sekitar 30% Suara, Lebih sedikit dari Rata-Rata sejak awal Era Reformasi. Noor berpikir Shihab tidak ingin Terjun ke Dunia Politik, karena Popularitasnya berasal dari Statusnya sebagai Seorang Pengkhotbah. Perannya lebih Berpengaruh sebagai Pemimpin yang Berpendapat.
Mungkin FPI bisa menjadi Mesin Politik, Jika dikelola dengan baik mereka bisa berubah menjadi Kekuatan yang tidak bisa dianggap Remeh. Shihab berulang kali mengecam ISIS dan Terorisme, Tetapi dia memaafkan Prancis yang membuat Kartun tentang Muhammad. Peter Mumford, Kepala Praktek Asia Tenggara dan Selatan di Eurasia Group, Berpendapat kembalinya Shihab tidak menimbulkan Ancaman bagi Pemerintah, Tetapi akan meningkatkan Resiko Kerusuhan Jika Perpecahan Sosial Memburuk. Pemerintahan pasti akan Terganggu oleh Masalah itu dan akan mempunyai sedikit Waktu untuk Reformasi Ekonomi.